Masih Mencari Alternatif liburan? Liburan yang dekat dan murah bisa ke Baduy, silahkan coba paket wisata ke Baduy, selain itu juga tentunya kita dapat belajar banyak tentang bagaimana hidup masyarakat baduy.
Berikut perjalanan wisata Okti li, ceritanya di tulis di kompasiana dengan judul Serunya Wisata Murah Meriah Baduy Dalam: Memperkokoh Semangat Gotong Royong, Kejujuran, dan Cinta Alam
Saat dapat informasi ada acara ngetrip ala backpacker ke Baduy Dalam, saya sangat antusias, langsung cari panitia dan daftar saat itu juga. Selain waktu keberangkatannnya sudah mepet, saya pikir acara seperti ini susah dan jarang ditemukan. Kalau tidak sekarang, kapan lagi ada kesempatan?
Saya orang USA, alias Urang Sunda Asli. Tapi sama sekali belum pernah menginjakkan kaki di bumi Baduy yang saya tahu dari pelajaran saat sekolah dasar dulu kalau Baduy itu salah satu suku terasing di wilayah Jabar (saat itu Banten masih masuk di Provinsi Jabar). Banyak keunikan serta hal-hal lain yang tidak saya tahu mengenai Suku Baduy dan hal-hal lain yang berkaitan dengannya. Padahal saya keturunan Sunda, domisili pun tidak terlalu jauh ke lokasi Suku Baduy. Kalau seumur hidup ini belum pernah menginjakkan kaki disana, oalah, apa kata Dunia? Malu dong!
Bukan tidak ingin sejak dulu jalan ke Baduy, masalahnya dulu ya karena sikon saya yang tidak memungkinkan. Sekarang, saat saya bisa memastikan ikut, so why not? Biaya perjalanannya murah lagi karena even jalan ini murni backpackeran. Jadilah saya menjadi peserta trip ke Baduy, bersama delapan teman lainnya (lima laki-laki dan tiga perempuan) di minggu pertama bulan Mei 2012 itu.
Sabtu 5 Mei 2012 kami berangkat menggunakan kereta ekonomi pemberangkatan pertama jam 07.10 jurusan Catang dengan tarif karcis Rp. 4.000 per orang. Tak sia-sia selepas subuh berangkat dari base camp menuju Stasiun Kota - Jakarta. Datang pagi-pagi selain udara Jakarta masih terasa segar, terhindar dari kemacetan (walau di beberapa titik tetap kena macet juga) yang menguntungkan adalah kami masih kebagian tempat duduk di kereta.
Kehidupan rakyat kelas menengah ke bawah sangat jelas kita temui dengan mengendarai kereta kelas ekonomi ke arah Merak ini. Menyaksikan para pedagang dengan segala trik merayu pembeli; para penumpang dengan segala macam bawaannya, dari mulai gadget canggih sampai hewan ternak semua masuk di gerbong; anak sekolah, pejabat, buruh, dan mungkin juga para pencopet yang beroperasi semua membaur dalam satu kereta. Hal ini adalah sisi lain yang saya sukai dari perjalanan dengan trip ala backpacker, selain murah ongkos (tidak perlu nunggu kaya untuk bisa traveling dan happy) juga bisa lebih dekat dengan kehidupan nyata rakyat Indonesia.
follow @dulang777 di twitter
0 komentar:
Posting Komentar